Sabtu, 21 Februari 2009

Perpustakaan Keliling Mencerdaskan Anak Bangsa

Sabtu, 21 Februari 2009


Kehadiran perpustakaan keliling menjadi fenomena positif bagi masyarakat. Pasalnya, sebagian besar warga masih memiliki minat baca yang rendah sehingga dengan adanya perpustakaan keliling itu bisa meningkatkan keinginan membaca. Salah satu bentuk perpustakaan keliling adalah Mobil Pintar yang digagas Ibu Negara Ani Yudhoyono. Kendaraan ini resmi beroperasi sejak Mei 2005.

Guna memperingati Hari Anak Jakarta Membaca 2007 awal September silam, Mobil Pintar hadir di tengah masyarakat. Tepatnya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, bersama mobil perpustakaan keliling milik Perpustakaan Umum Daerah atau Perpumda. Menurut perwakilan mobil Pintar Yenny Solfiah, kedatangan Mobil Pintar adalah permintaan warga atau kalangan Karang Taruna.


Kepala Kantor Perpustakaan Kota Madya Jakarta Pusat Yusnidar mengatakan buku-buku yang tersedia di Mobil Pintar dibeli menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah pemerintah setempat. Namun, imbuh Yusnidar, Mobil Pintar menerima sumbangan buku dari masyarakat. "Setiap Senin hingga Kamis Mobil Pintar beredar dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB. Saya melihat warga cukup antusias dengan kehadiran Mobil Pintar," jelas Yusnidar.

Sejauh ini, adanya Mobil pintar maupun perpustakaan keliling sejenis mendapat tanggapan cukup baik dari anak-anak. Nur Adli, misalnya. Pelajar sekolah dasar ini mengaku senang membaca di Mobil Pintar. "Saya biasa membaca komik," kata Nur Adli. Pendapat serupa disampaikan Sunja, yang juga siswa SD. Selain membaca komik, ia tertarik mencari buku pelajaran untuk dipelajari, terutama menjelang ujian.

Sementara di Bogor, Jawa Barat, Setijati Sastrapradja mendirikan perpustakaan di sekitar rumahnya sejak empat tahun silam yang diberi nama Pelita Desa. Dibantu tiga tenaga sukarela Setijati mengelola Pelita Desa yang menyediakan 5.000 buku. Ia memperoleh buku-buku itu secara swadaya maupun sumbangan donatur. Sayang, wanita yang tetap energik di usia 71 tahun itu merasa prihatin terhadap minat warga sekitar. "Animonya sangat rendah. Pengunjung tak lebih dari 15 orang setiap hari," ujar Setijati.

Guna merangsang minat baca masyarakat Setijati membuka kelas bahasa Inggris, baca puisi, menyanyi, dan menggambar. Pembinaan tambahan itu diterapkan sukarelawan Pelita Desa setiap Sabtu. Setijati juga menerbitkan lembar komunikasi bertajuk Kejora yang didistribusikan ke beberapa SD setempat.

Eksistensi Pelita Desa ternyata diakui Badan Perpustakaan Daerah. Terbukti, Pelita Desa mampu meraih penghargaan Perpustakaan Terbaik se-Bogor pada 2004. Setijati berharap dengan diraihnya penghargaan ini dapat memotivasi dirinya terus mengembangkan minat baca anak Indonesia. "Saya optimistis suatu hari nanti akan ada yang menjadi pemimpin bangsa karena gemar membaca. Tampaknya perjalanan mendorong minat baca masyarakat Tanah Air masih panjang. Namun, langkah yang diayunkan pemerintah maupun warga yang peduli patut diapresiasikan.(RMA/Tim Usaha Anda)
Mobil Pintas - Perpustakaan Keliling

Lokasi di Perpustakaan Umum Daerah
Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan

Perpustakaan Pelita Desa

0 komentar:

Posting Komentar

 
CenDela DuNia © 2008. Design by Pocket